Wednesday, December 23, 2009

Airmata Hijrah Untuk walidumi

Di saat senja kian menyepi
Disitu berpaut satu janji
Hijrah menerpa hijab hakiki
Aku menitis di telapak umi
Dan melihat wajah walid
Aku lorong sedalam jiwa

Aku mengerti akan maksud walid
Aku mengerti apa hajat umi
Ratapilah wahai nyawa ku
Biar hilang mentari ditimur
Aku tak bisa mungkir peganganku

Di hijrah yang kembali
Dengan berpegang satu makrifat
Dua jiwa akan ku tunjangi
Dalam sejarah yang takkan berhenti
Akan ku belai mu hinggamu tersenyum
Akan hakikat yang ku patuhi

Thursday, September 24, 2009

Dan Izinkan Ku Kembali

Setenang lukah menyepi
Sejernis kilaun air menari
Aku mengikut dari secebis ekor mataku
Melinang airmata ku menitis
teringatkan sesuatu yang indah aku miliki

Ya Allah,
mengapa kau bagi aku yang indah
Sedangkan keindahan itu bukan milikku
Aku penat menanggung rindu
Aku letih mengubat luka
Aku ingin sesuatu untuk selamanya
Mengapa ini harus terjadi
Bila langkah ku mula laju
Kenapa mesti ada lagi yang diuji

Ya Allah
Jika ini sesutu kesalahan
Kau izinkan aku kembali
Melingkar arus kehidupan
Dalam dunia yang penuh sandiwara
hanya kau saja yang tahu
Akan sesuatu yang aku niatkan
Bukan aku minta untuk hebat
Tapi yang aku mahu cuma
Kehidupan yang sempurna
untukku tunai kewajipan mu
Berilah aku sedikit kasih dan sayangmu
Dan kau kembalikanlah
Untukku mengikis dosa dosaku ini

Ya Allah
jika ini jalan yang kau inginkan
Aku akan redha akan semuanya
dan waktu itu
disenja yang kau indahkan
kau izinkan aku kembali





PUISI CINTA KENANGAN BERSAMA.


Pada sekuntum mawar yang mekar
dan air sungai yang mengalir
disitu ku lihatterukir wajah mu
dan tertulis....kisah cinta kita berdua.
Sebuah nostalgia yang lalu
tidak mudah untuk ku lupakan
dan masih ku simpan erat-erat
didalam sebuah potretwajah kita bersama.
PUISI CINTA PILIHAN
Wahai manis ku…Dengarkanlah bisikan hati ku ini!
Pada dua persimpangan laluan jalan hidup ku ini
Aku Cuma ada dua pilihan
Hidup untuk terus menyintai mu
Atau mati !
Kemarin kulihat ia menangis
dalam hening
dalam diam
tanpa airmata
Namun kutahu ia menangis
Sekarang kulihat ia telah tertawa
walau masih ada luka di matanya
walau masih terasa lelah di hatinya
namun ia telah tertawa
Kutahu ia telah pasrah
Kutahu ia telah menyerah
tak berdaya pada kuasa hatinya
tak kuasa pada kehendak cintanya
Dan kini ia hanya diam
menanti dalam rindu yang amat sangat
dalam sepi yang menyengat
Menanti sesuatu yang tak pasti
tapi ia tak peduli
ia hanya tahu cinta yang ia miliki pasti

Penulis : Fatin Insyira

Tuesday, September 22, 2009

Demi Seseorang

Tata kala aku kehilangan wajah
Aku sepi seribu harapan
Akan datang kah lagi impian
Meraung dalam jiwa yang usang
dan sesuatu yang akan aku simpan
Aku biarkan jiwa ku rosak
Dan aku pendam seluruh kehancuran
Dan impian itu ku biar jadi harapan
Aku terus sepi dalam kekalahan
dah lama ia pergi
Aku kosongkan mata hati
Cari jalan yang bercahaya
Dalam kehidupan yang sempurna
Telah didatangkan kembali harapan
Bertemu yang terindah
Dalam masa yang berlari
Ia mengorek hati ku
Lalu aku biarkan ia meneroka
Dan itu lah sesuatu yang terbaik aku genggam
Demi seseorang wanita
Aku dihargai dengan mulia
Hidupku sentiasa tersenyum
Dan senyum itulah penawar jiwa
Aku jadikan sebuah syurga
Untuk ku sampai ketangga puncak
dalam jiwa yang menangis
Takkan ku tingggal kau disana
Dan demi seorang wanita
Aku berani membina dunia
Dan aku didik hingga kesana
Percayalah seseorang
Aku menjanjikan kesyurga
Dan aku sentiasa mendidiknya
Dan selebihnya aku berserah pada Allah
Kau tentukan jalan yang terindah
Demi seseorang
Kau pegang lah setiaku
Takkan aku biar Kau terhiba
Relaku sembah sumpah yang kuasa

Saturday, September 19, 2009

Cermin Pelangi

Senja melintas di dada alam
Ombak memukul tak ku kenal lagi
Aku menoloq pada wajah alam
Berliku liku dakapan awan
Sang kenari yang pulang kesarang
menokah pelangi dalam kebingungan

Aku mentafsir kebisuan senja
Mengapa pelangi turut bersama
Adakah ingin menyerikan awan
Dicermin pelangi senja aku ratapi

Mengapa membisu dalam derutan
Dipintai dalam buih buih harapan
Masih menurut acuan alam
menyapa sepi dalam rintihan
Yang aku capai menjadi impian



Teratak Bayangan

Setelah kian kalinya
Ku menjejak ke teratak bayangan
Walau berat menahan dendam
Aku kembali menjenguk kesan
Kepiluan masih kental dalam jiwa
Terbayang tempat darah terpercik
Yang hingga kini tak pernah ku cuci
Aku kembali dalam sandiwara
Tersenyum menceriakan alam
Dalam pertimbangan yang parah
Aku cuba pujuk jiwa
Walaupun masih aku marah
Melihat hubungan yang indah
Mengelilingi kehidupanku
Masih ada darah yang ku sayang
Tapi luahan ku hanya pada bayangan

Monday, May 18, 2009

Untuk Seorang Wanita

Dalam kemarau hidupku
Masih wujudkah cinta padaku
Dalam kembara yang penuh tipu daya
Perlukah aku mengentuk pintu hati wanita
Aku punyai kasih dan sayang
Adakah lagi yang mahu menerimaku
Adakah aku perlu mencari
Atau menunggu takdir yang akan diberi
Sudah banyak cerita yang ku simpan
Sudah cukup berat untuk ku kenang
Semua buat aku hanyut
Untuk seorang wanita
Masih ada yang belum ku kabarkan
Bukan malu nak diluah
Tapi ku banyak tafsiran
Dan aku yakin
Akan ada yang memberi senyuman
Walaupun aku tak dapat sentuh
Tapi cukup hanya untuk ku mengenali
Dan cinta itu masih ada
Dalam hatiku

Sunday, May 17, 2009

Ibu

Ibu
Dulu aku memilikimu
Aku memiliki wajahmu
Aku memiliki kelembutan tanganmu
Aku memiliki permerhatianmu
Dan engkau sentiasa mengasah kekuatanku
Sentiasa menyentuku
Sentiasa membelaiku
Dan kau tida kenal erti penat menjagaku
Aku mengenal dunia dengan suaramu
Dengan leteranmu
Sehingga aku mampu berdiri
Mencari sapa diriku
Tetapi kini kau tiada lagi
Aku hilang semuanya
Aku hilang harapanku
Aku hilang duniaku
Aku membisu dalam duniaku

Ibu
Dalam pelukkan terakhirmu
Ketika kau melafazkan kalimah
Ketika azan isyak berkumandang
Airmataku tak henti mengalir
Aku berdoa jangan kau tinggalkan aku
Dan dalam pelukkan itu
Kau pergi dari duniaku
kau pergi selamanya

Ibu
Kini tiada ada lagi suaramu
Yang akan bertanya kemana ku pergi
Tiada lagi bekal nasihat untukku
Tiada lagi bisikkan keramat keteligaku
Kini kau tinggalkan aku
Untuk meneruskan niatmu
Harapanmu
Yang kau inginkan selama ini
Aku tak berpeluang
Memberi kasih sayangku padamu
Aku tak berkesempatan menjagamu
Tiada lagi peluang itu padaku

Ibu
Mengertilah
Walaupun kau tiada lagi
Tapi hingga kini
Kau sentiasa hidup dalam hatiku
Darahku, jasadku dan kenanganku
Akan ku kabarkan pada
keturunanmu akan kehebatanmu ibu

Ibu
Tiada kata yang lebih baik untuk ku katakan
Tiada siapa yang lebih menyanyangiku
selain dirimu......ibuku.....

Sejarah Jiwa

Bila rembang pekat terik
Angin sepoi menghembus sepi
Alamku mulai berubah
Akal ku masuk ke pintu silam
Wujudkan hambar sejarah jiwa
Yang dulu aku dapat, yang dulu aku gengam
Bertahun aku belai, bertahun aku kawal
Tapi sifat fitnah,dendam,dengki
Telah menghancurkan hak aku
Dan dendam menjadi hakikat
Menguasai seluruh urat sarafku
Dan aku terkeluar dari sifatku
Aku pernah simpan dalam akalku
Aku pernah simpan dalam jiwaku
Demi memuliakan suasana
Kerana sinar itu masih dalam gengamanku
Tetapi jiwa karat yang masih mengelilingiku
Tidak pernah puas dengan niatnya
Aku dihentam
Aku dihina
Aku dipijak
Dan sinar itu terlepas dari gengamanku
Aku hilang sinar itu
Aku dibiar bernyawa
Aku tak bermaya
Dan sejarah jiwa telah dimiliki
Aku hanya termenung mencari arah
Lalu ku tinggalkan semua
Aku buang yang ada
Aku menangis melayan Sifatku
Kenangan kembali dalam masaku
Aku memandang langkahku
Lupakan yang berkurun
Dan darahku berjalan menodai masa