Saturday, September 19, 2009

Cermin Pelangi

Senja melintas di dada alam
Ombak memukul tak ku kenal lagi
Aku menoloq pada wajah alam
Berliku liku dakapan awan
Sang kenari yang pulang kesarang
menokah pelangi dalam kebingungan

Aku mentafsir kebisuan senja
Mengapa pelangi turut bersama
Adakah ingin menyerikan awan
Dicermin pelangi senja aku ratapi

Mengapa membisu dalam derutan
Dipintai dalam buih buih harapan
Masih menurut acuan alam
menyapa sepi dalam rintihan
Yang aku capai menjadi impian



Teratak Bayangan

Setelah kian kalinya
Ku menjejak ke teratak bayangan
Walau berat menahan dendam
Aku kembali menjenguk kesan
Kepiluan masih kental dalam jiwa
Terbayang tempat darah terpercik
Yang hingga kini tak pernah ku cuci
Aku kembali dalam sandiwara
Tersenyum menceriakan alam
Dalam pertimbangan yang parah
Aku cuba pujuk jiwa
Walaupun masih aku marah
Melihat hubungan yang indah
Mengelilingi kehidupanku
Masih ada darah yang ku sayang
Tapi luahan ku hanya pada bayangan